A. PENGERTIAN MABADI’ KHAIRA UMMAH
Mabadi’ Khaira Ummah artinya langkah-langkah awal menuju
terwujudnya umat yang ideal (seperti yang dicita-citakan). Langkah-langkah itu adalah perilaku (akhlak) yang diharapkan dimiliki oleh NU dan kaum Nahdliyin
sumber : google
Mabadi’ Khaira Ummah merupakan langkah awal pembentukan umat terbaik (khaira ummah) yaitu suatu umat yang mampu
melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.
Dengan demikian Mabadi’ Khaira Ummah sesuai dengan
Firman Allah surat Ali Imron ayat 110, yang berbunyi:
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mncegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka di antara mereka yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”
B. SEJARAH PERUMUSAN MABADI KHAIRA UMMAH
Islam merupakan akhlakul karimah, budi pekerti mulia pada tempat yang sangat tinggi, seakan-akan Rasulullah SAW diutus hanya untuk membina akhlak yang mulia. Pembinaan akhlak di kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dilakukan dalam semua kegiatan organisasi dan kemasyarakatan, termasuk dalam kegiatan peribadatan. Tidak hanya dengan nasehat-nasehat tetapi juga langsung dilakukan dengan perbuatan, seperti: gotong-royong mendirikan madrasah, masjid, jembatan desa, ta’ziyah, tahlil, dakwah, dan lain sebagainya.
Sementara itu kebutuhan utama NU akhir-akhir ini semakin berkembang, sesuai dengan perkembangan NU sebagai suatu oragnisasi massa yang besar. Meskipun tingkat perekat budaya di antara warga NU tinggi, kita melihat kenyataan tentang lambannya proses pengembangan tata organisasinya. Hampir di semua tingkat
kepengurusan, pelaksanaan program masih terlihat kelemahan manajemen sebagai masalah serius. Menyongsong tugas-tugas berat di masa mendatang, persoalan pembinaan taat organisasi ini perlu ditangani.
Nahdlatul Ulama (NU) juga melakukan kegiatan pembinaan akhlak dengan menanamkan serangkaian akhlak yang disebut “Mabadi’ Khaira Ummah” pada zaman kepemimpinan KH. Machfudz Shiddiq. Pada waktu itu Mabadi’ Khaira Ummah baru terdiri dari 3 (tiga) butir, yaitu: ash-shidqu, al-amanah, dan at-ta’awun.
Pada Munas Alim Ulama NU di Lampung tahun 1992, tiga butir itu di tambah dengan dua butir lagi, yaitu: al-‘adalah dan al-istiqamah. Juga ada informasi yang menyebutkan bahwa butir kedua adalah al-wafau bil ahdi, yang artinya tepat janji.
Mabadi’ khaira ummah dikampanyekan NU karena didorong oleh keinginan meningkatkan kualitas sumber daya manusia NU, terutama dalam bidang perekonomian yang terbelakang jauh.
C. MABADI’ KHAMSAH
Semula mabadi’ Khaira Ummah hanya tiga butir nilai utama, yaitu: As-Shidqu, Al-Amanah wal Wafa bil ‘ahdi, dan At-Ta’awun. Untuk menjawab tuntutan zaman dan timbulnya berbagai macam perubahan, maka perlu ditambahkan butir-butir baru sebagai pelengkap. Butir-butir tambahan itu telah disepakati dalam Munas Alim Ulama di Bandar Lampung (21-25 Januari 1992) yaitu Al-‘Adalah dan Al-Istiqamah. Dengan demikian, gerakan Mabadi’ Khaira Ummah NU saat ini terdiri atas lima butir nilai terpuji yang dapat pula di sebut sebagai “Al-Mabadi’ Al-Khamsah”, yaitu:
Tabel 1
Mabadi’ Khamsah
No | Nilai Utama | Arti |
1 | As-Shidqu | kejujuran/kebenaran, kesungguhan dan |
keterbukaan | ||
S2 | Al-Amanah wal | dapat dipercaya, setia dan tepat janji |
Wafa bil ‘ahdi |
3 | Al-‘Adalah | bersikap adil, obyektif (tidak memihak), dan | ||
taat asas (peraturan) | ||||
4 | At-Ta’awun | tolong menolong, setia kawan dan gotong | ||
royong dalam kebaikan dan takwa | ||||
5 | Al-Istiqamah | ajeg-jejeg, | berkesinambungan | dan |
berkelanjutan |
EmoticonEmoticon