IPS - XI SEMUA JURUSAN - UNSUR – UNSUR BUDAYA

Unsur - unsur budaya ada 7 macam.
1) Religi/ kepercayaan

Adalah suatu keyakinan bahwa hal - hal yang dipercayai itu benar dan nyata. Tuhan, manusia, benda - benda, hewan dan lain – lain.Untuk mengetahui asal mula religi orang – orang Eropa berupaya mempelajari sistem religi kuno. Semua aktivitas manusia yang berkaitan dengan kepercayaan atau agama didasarkan pada suatu getaran jiwa, yang disebut emosi keagamaan.

Hasil gambar untuk culture vector

sumber : google

Emosi keagamaan inilah yang menyebabkan suatu benda, tindakan, atau gagasan
Tata cara pelaksanaan upacara keagamaan bermacam - macam sifat dan jenisnya, seperti sesaji, berkorban, berdoa, makan bersama, menari tarian suci, nyanyi – nyanyian, berpawai, memainkan drama, berpuasa, bersemedi, shalat, dan sebagainya. Diantara upacara keagamaan tersebut ada yang dianggap sangat penting oleh suatu penganut agama, tetapi tidak dikenal dalam agama lain.

2) Kekerabatan dan organisasi social

Apabila kita perhatikan, aktifitas kehidupan masyarakat selalu diwarnai oleh kegiatan yang bersifat kekerabatan dan organisasi social.

a. Sistem kekerabatan

Sistem kekerabatan adalah pola kehidupan suatu kelompok masyarakat yang bersifat dan bercirikan kekeluargaan atau kekerabatan karena adanya hubungan pertalian darah, keturunan nenek moyang adan asal usul identitas yang sama.
Sistem kekerabatan tiap suku berbeda beda, ada yang menerapkan kekerabatan matrilineal, patrilinial, parental, dan sebagaianya.

Pada pertengahan abad ke-19, ahli antropologi L.H.Morgan, E.B.Taylor, dan J.J. Bachofen telah meneliti sistem kekerabatan yang berlaku didunia. Selain sistem kekerabatan patrilinial, matrilineal, dan parental ada pula sistem kekerabatanbilinial dan ambilinial.

Menurut L.M. Morgan macam – macam sistem kekerabatan erat kaitannya dengan istilah kekerabatan. Masyarakat adat yang berdasarkan geneologi sering disebut sebagai masyarakat hokum

b. Sistem kekerabatan parental

Parental adalah sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan dari kedua belah pihak yaitu ayah dan ibu. Sistem kekerabatan ini dianut oleh suku, Jawa, Sunda, Bugis, dan Makkasar.

Sistem kekerabatan parental dikelompokkan lagi menjadi 4, yaitu:

1) Ambilinial

Adalah sistem kekerabatan yang menarik garis hubungan keluarga dari pihak ayah atau pihak ibu secara bergantian.

2) Konsentris
Adalah sistem kekerabatan yang menarik garis hubungan keluarga sampai jumlah tertentu. Misalnya pada suku bangsa Sunda dikenal istilah sabondoroyot ( satu keturunan dari nenek moyang yang dihitung sebanyak 7 generasi.

3) Primogenitur
Adalah sistem kekerabatan yang menarik garis hubungan keluarga dari ayah dan ibu yang usianya tertua saja.  Misalnya pembagian harta warisan, hanya anak sulung saja yang dapat.

4) Ultimogenitur

Adalah sistem kekerabatan yang menarik garik hubugan keluarga dari ayah atau ibu yang usianya termuda saja (bungsu). Misalnya pembagian harta warisan hanya anak bungsu saja yang mendapatkannya.

3) Sistem kekerabatan unilateral

Adalah sistem kekerabatan yang menarik garis hubungan keluarga dari satu pihak saja, yaitu dari pihak ayah (patrilinial), atau dari pihak ibu ( matrilineal). Yang mengenut sistem kekerabatan patrilinial adalah suku Batak, Flores, Minahasa. Sedangkan yang menganut sistem kekerabatan matrilineal adalah suku Minangkabau.

4) Sistem kekerabatan altenerend

Adalah sistem kekerabatan yang anggota – anggotanya menarik garis keturunan secara berganti – ganti sesuai dengan pola perkawinan yang diterapkan orang tua. Dalam sistem kekeranatan altenerend, garis keturunan patrilinial dan matrilineal berlaku berganti ganti.

Dalam kekerabatan altenerend dikenal 3 bentuk perkawinan, yaitu

a. Perkawinan berdasarkan garis keturunan ibu, disebut kawin semendo

b. Perkawinan berdasarkan garis keturunan ayah, disebut kawin jujur

c. Rajo

Ø Apabila orang tuanya melakukan perkawinan semendo, maka anak – anaknya menarik garis kekerabatan dari pihak ibu.

Ø Apabila orang tuanya melakukan perkawinan jujur, maka anak – anaknya menarik garis kekerabatan dari pihak ayah.

Ø Jika orang tuanya melakukan perkawinan semendo rajo – rajo, maka anak – anaknya menarik garis kekerabatan dari pihak ibu dan ayah ( campuran )

5) Organisasi social

Organisasi social adalah perkumpulan yang dibentuk oleh masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan kepentingan bersama. Adanya organisasi social ini merupakan wujud kehidupan kolektif manusia sebagai makluk social. Perwujudan kehidupan kolektif manusia dalam skala besar ialah sebuah negara nasional.

Dalam suatu negara nasional terdapat sejumlah perkumpulan atau organisasi social. Di Indonesia kita mengenal adanya perkumpulan suku bangsa, Suku Jawa, Suku Dayak dan sebagainya. Dalam setiap suku bangsa terdapat desa dan kota. Di setiap desa atau kota terdapat organisasi pendidikan, organisasi politik, organisasi social lainnya.

6) Mata pencaharian

Mata pencaharian masyarakat mencerminkan corak kebudayaannya. Pada masyarakat tingkat peradaban atau kebudayaan masih sederhana , mata pencahariannya juga sederhana. Misalnya pada masyarakat pra aksara, mata pencahariannya sangat sederhana. Misalnya berburu dan meramu, beternak, menangkap ikan dan berkebun di lading. Berburu dan meramu adalah mata pencaharian yang paling tua di dunia.

Suku bangsa peternak hidup di daerah pegunungan, sabana, dan stepa. Mereka pada umumnya beternak kambing, domba, kuda, unta, dan ternak besar lainnya. Suku bangsa peternak pada umumnya hidup mengembara sepanjang musim dingin dan musim panas pada wilayah yang yang amat luas. Mereka berkemah pada malam hari. Itulah sebabnya suku bangsa peternak berperilaku agresif, pemberani dan pengembara yang ulung.

Bercocok tanam di lading atau berhuma juga merupakan pencaharian tradisional yang tergolong tua. Berladang dilakukan dengan cara membuka hutan, menebang, memotong, membersihkan belukar dan membakar ranting. Lading yang telah dibuka ditanami dengan tanaman yang diperlukan. Apabila lading itu sudah tidak subur, mereka meninggalkan dan membuka ladang baru.

Demikian juga dengan menangkap ikan, sejak zaman pra aksara, penduduk yang hidup didekat sungai, danau, atau laut, menangkap ikan sebagai mata pencahariannya.

7) Peralatan hidup

Tingkat peradapan suatu kelompok masyarakat tampak pula pada peralatan atau perlengkapan hidup yang digunakan. Pada masyarakat tradisional, peralatan hidup masih sederhana. Peralatan hidup yang digunakan pada masyarakat tradisional, antara lain berupa alat produksi, senjata, wadah, makanan, pakaian, tempat berlindung, dan alat transportasi. Sedangkan pada masyarakat modern peralatan hidup sudah menggunakan teknologi modern.

a) Alat produksi

Alat produksi pada masyarakat tradisional berupa peralatan yang terbuat dari batu, tulang, kayu, dan logam. Menurut ahli pra aksara K.T. Oakley dalam bukunya Man The Tollmaker (1950), terdapat empat macam alat produksi, yaitu pemukul, penekan, pemecah, dan penggiling.

Alat – alat produksi dalam dalam masyarakat tradisional dibedakan menurut fungsi dan lapangan pekerjaanya. Berdasarkan fungsinya, alat produksi berupa alat potong, alat tusuk, alat menyalakan api, alat pukul, dan sebagainya. Berdasarkan lapangan pekerjaanya, alat – alat produksi berupa alat ikat, alat tenun, alat pertanian, alat menangkap ikan, dan sebagaiannya.

b) Senjata

Senjata dalam masyarakat tradisional dapat dibedakan menurut bahan dan teknik pembuatannya. Bahan mentahnya dapat berupa kayu, tulang, dan logam. Teknik pembuatannya menggunakan tangan. Menurut fungsinya, dekenal senjata – senjata berupaalat potong, alat tusuk, senjata lempar, dan tameng. Menurut pemakaiannya, dikenal senjata – senjata yang digunakan untuk bahan berburu, berkelahi, berperang, perhiasan, dan sebagainya.. dalam masyarakat modern, senjata dibuat dengan menggunakan teknologi canggih. Bentuk dan jenisnyapun beragam, seperti senjata api, peluru kendali, tank, pesawat tempur, dan sebagainya.

c) Wadah

Dalam budaya masyarakat tradisional, wadah digunakan untuk menyimpan, menimbun, dan membawa barang. Berdasarkan bahan mentahnya, wadah terbuat dari bamboo, kayu, kulit kayu tempurung, tanah liat, maupun serat – serat seperti keranjang. Selain tempat menyimpan, wadah juga digunakan untuk memasak atau membawa barang. Dalam masyarakat modern wadah telah dibuat dengan teknologi modern.

d) Makanan

Dalam masyarakat tradisional makanan dibuat secara sederhana. Bahan mentahnya dapat berupa daun – daunan, sayur – sayuran, buah – buahan, biji – bijian, akar – akaran, dading, ikan dan sebagainnya. Ada dua cara dalam memasak makanan, yaitu dengan dibakar dan menggunakan batu panas. Batu – batu yang telah dipanaskan kemudian dimasukkan ke dalam bahan makanan. Dari tujuan konsumsi, makanan digolongkan dalam 4 macam, yaitu makanan dalam arti khusus (pokok), minuman, bumbu – bumbuan, dan makanan untuk kenikmatan

misalnya tembakau, arak.

Pada masyarakat modern, makanan dan minuman dibuat dengan teknologi modern, sehingga jumlah dan mutunya bervariasi. Makanan masyarakat modern tidak hanya memperhatikan jumlah, tetapi juga memperhatikan gizi dan mutunya.

e) Pakaian

Pakaian merupakan benda budaya yang sangat penting bagi manusia. Tingkat kebudayaan masyarakat tercermin dari cara memilih dan mengenakan pakaian. Pada masyarakat tradisional, cara berpakaian masih sangat sederhana. Bahan pakaian terbuat dari daun – daunan, kulit pohon, kulit binatang, dan tenunan sederhana. Teknik pembuatannyapun bersifat sederhana, seperti diikat dan dicelup, ditinjau dari fungsinya, pakaian tradisional dibagi menjadi 4 macam, yaitu:

1) Alat untuk melindungi tubuh dari pebgaruh alam/ cuaca

2) Lambing keunggulan

3) Simbol yang dianggap suci

4) Sebagai perhiasan.

Pada masyarakat modern, fungsi pakaian sudah lebih komplek dan bervariasi. Selain ke empat fungsi diatas, pakaian merupakan simbol san status sosial seseorang.

Previous
Next Post »